“Masyarakat harus aware, peduli,” Pernyataan itu terdengar wajar, meski masyarakat sudah lama tahu bahwa gempa lebih rajin mampir ketimbang bantuan cepat.”
LOCUSONLINE, GARUT – Aula Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Rabu (1/10/2025), berubah jadi ruang kelas darurat. Bukan pelajaran matematika yang diajarkan, melainkan keterampilan yang lebih mendesak: bagaimana cara selamat saat bumi goyang dan laut tiba-tiba naik pangkat jadi tembok air.
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, yang hadir membuka kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) dan Tsunami, menyebut program ini penting agar masyarakat tidak gagap ketika bencana datang.
“Garut itu termasuk daerah yang punya potensi gempa dan vulkanologi tinggi. Jadi masyarakat harus aware, peduli,” ujarnya penuh semangat. Pernyataan itu terdengar wajar, meski masyarakat sudah lama tahu bahwa gempa lebih rajin mampir ketimbang bantuan cepat.
Pemerintah daerah, lanjut Bupati, siap menyiapkan SOP darurat di setiap kegiatan. “Supaya terbiasa waspada,” katanya. Publik pun berharap SOP ini tak hanya berhenti di meja rapat, mengingat SOP sering kali lebih cepat disusun daripada dilaksanakan.
1.911 Bidang Tanah Disidangkan, Reforma Agraria Masih Jadi Lelucon Serius?
BMKG menjadikan Garut sebagai lokasi spesial perayaan 10 tahun SLG di Jawa Barat. Dengan tema panjang berbahasa Sunda yang intinya “ngawangun kesiapsiagaan pikeun salamet tina musibah,” acara ini diikuti 55 peserta dari berbagai unsur masyarakat.
Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, bangga menyebut SLG sudah berlangsung satu dekade. “Perjalanan luar biasa,” katanya. Memang luar biasa, karena bencana tak pernah bosan datang, dan program mitigasi pun tak pernah bosan diulang.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”