“Media televisi sering bangga bilang mereka “mengedukasi publik”. Tapi dalam kasus ini, publik justru balik mengedukasi media: “Kalau nggak paham budaya pesantren, ya belajar dulu. Jangan asal narasi kayak ngasih caption meme.” Santri boleh jongkok saat minum susu, tapi mereka berdiri tegak saat martabat pesantren disentuh.”
LOCUSONLINE, JAKARTA – Tayangan salah satu episode program XPOSE Trans7 sukses bikin para santri di seluruh Nusantara mendadak jadi netizen garis keras. Bukan karena lomba adzan atau pengajian online, tapi karena sebuah kalimat provokatif:
“Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan di pondok?”
Kalimat itu langsung bikin jagat maya seperti ruang kelas pesantren waktu ketahuan nyontek gaduh, heboh, dan penuh peringatan keras.
Para santri dan alumni pesantren sepakat, tayangan Trans7 kali ini bukan sekadar konten, tapi semacam “ujian kesabaran” edisi nasional. Tagar #BoikotTrans7 pun muncul bak bedug Ramadan nyaring, serempak, dan tak mungkin diabaikan.
Mereka menganggap Trans7 melihat pesantren pakai kacamata kuda: lurus, sempit, dan tak sempat menoleh ke sisi lain kehidupan santri. Kedisiplinan dianggap penindasan, penghormatan disebut feodalisme, dan pengabdian dibilang perbudakan. Padahal, di dunia pesantren, itu semua adalah bentuk adab, bukan iklan susu rasa otoriter.
“Kalau minum jongkok dianggap aneh, mungkin mereka belum pernah lihat santri rebutan ember wudhu jam 3 pagi,” tulis salah satu akun X dengan nada geli-geli kesal.
Perkumpulan IKLAS (Ikatan Keluarga Alumni Asshidiqiyah) sampai mengeluarkan pernyataan resmi, isinya mirip surat cinta yang galau tapi tegas:
Mengecam isi tayangan,
Menuntut permintaan maaf terbuka,
Dan siap mengajak alumni seluruh Indonesia “unjuk rasa” kalau Trans7 tak kunjung sadar.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”