LOCUSONLINE, PURWAKARTA – Di tengah gempuran konten viral, Radio Pro 93.10 FM Purwakarta membuktikan bahwa siaran analog belum mati. Radio milik Pemkab Purwakarta itu baru saja menorehkan prestasi gemilang masuk nominasi Anugerah Penyiaran KPID Jawa Barat ke-18 tahun 2025 lewat program talkshow “Pengembangan Potensi Destinasi Desa Wisata.”
Siaran yang biasanya terdengar akrab di telinga warga kampung dan pegawai kantor kelurahan itu, kini menggema sampai Gedong Budaya Soreang, Bandung.
Tak lagi sekadar memutar lagu nostalgia atau membacakan pesan WhatsApp pendengar, Pro FM menembus radar juri profesional dan akademisi komunikasi.
“Ini bukti bahwa radio daerah juga bisa melahirkan program berkualitas,” kata Karyanto, Kepala UPTD LPPL Diskominfo Purwakarta, dengan nada optimistis. Ia tak berlebihan.
Di antara 57 karya radio dan 46 karya televisi yang dikirim dari seluruh Jawa Barat, hanya segelintir yang lolos menjadi nominasi. Dan Pro FM, dari kota kecil yang jarang jadi sorotan media nasional, berhasil duduk sejajar dengan PR FM Bandung dan Teman FM Bogor.
Ajang Anugerah Penyiaran KPID Jabar, yang digelar 10 November 2025 di Soreang, menjadi panggung kompetisi 16 kategori mulai dari hiburan seni budaya, lingkungan hidup, hingga siaran perempuan dan anak.
Juri-jurinya bukan sembarangan: dari Prof. Dadang Rachmat Hidayat hingga pejabat Diskominfo dan DP3AKB Jabar.
Di tengah daftar panjang lembaga penyiaran besar, nama Pro FM Purwakarta muncul di kategori Talkshow Radio. Lawannya berat, tapi pesannya kuat: bahwa siaran publik bisa tetap hidup asal dikelola dengan nurani dan nalar, bukan sekadar formalitas.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














