“Proyek drainase Ci Pedang bukan hanya soal saluran air. Ia tengah membuka alur lain alur yang mengarah pada potensi penyimpangan dana publik, dugaan pelanggaran aturan, hingga praktik shadow project yang menggerogoti kepercayaan masyarakat.”
LOCUSONLINE, PURWAKARTA – Proyek pembangunan drainase di Ci Pedang, RT 10/03, Dusun 3 Blok Asem, Kecamatan Pondok Bungur, seharusnya menjadi solusi banjir musiman. Namun sejak hari pertama, pekerjaan yang digarap subkontraktor bernama Ahmad yang tak pernah muncul di lokasi meninggalkan jejak janggal yang menyerupai pola kelam proyek-proyek titipan: material abal-abal, pengawasan kabur, hingga potensi konflik kepentingan yang telanjang di depan mata.
H. Yosep, tokoh masyarakat Purwakarta, membuka suara pada Sabtu (29/11/2025), setelah berulang kali menyaksikan kejanggalan di lapangan.
“Dari awal sudah aneh. Pelaksana enggak ada. Yang kerja di lapangan pun mengaku materialnya ngawur,” ujarnya.
Pengawas Bayangan dan Material Tak Sesuai Spek
Sosok yang muncul menggantikan sang subkontraktor adalah Yudi Andriana. Ia mengaku memegang penuh kendali lapangan, namun dengan cepat mengakui bahwa proyek ini meninggalkan banyak cacat.
“Material pasir dan batu memang tidak sesuai spek. Itu dari provinsi. Tanya saja pihak berwenang,” kata Yudi.
Padahal, standar teknis BBWS sudah jelas:
- Batu wajib berasal dari Gunung Sembung,
- Pasir dari Cimalaka,
- Seluruh material harus legal dan masuk dalam daftar kuari yang diawasi konsultan.
Ari, pengawas resmi dari PT Adi Karya (Persero) Tbk, membenarkan aturan tersebut.
“Material harus sesuai spek. Batu dari Sembung, pasir dari Cimalaka. Semua harus legal. Itu wajib,” tegasnya.
“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”
