[locusonline.co, BANDUNG] – Sementara banyak sektor meratapi tahun 2025 yang disebut “sulit diprediksi”, pelaku industri perhotelan di Bandung justru sedang bersiap dengan senyum lebar dan target yang—maaf—nyaris ambisius. Menjelang puncak musim liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, optimisme itu tidak hanya sekadar wacana, tapi sudah diterjemahkan ke dalam angka okupansi yang mendekati penuh.
Rani Noviyanti, Director of Sales and Marketing Swiss Belresort Dago Heritage, dengan tenang mengakui paradoks ini. “Memang, memprediksi kondisi akhir tahun ini seperti mencoba meramal cuaca di Bandung; bisa mendung tiba-tiba cerah. Tapi fakta di lapangan, November kemarin bagus, dan Desember ini sejak awal kami genjot, angkanya sudah lumayan naik,” ujarnya, Rabu (3/12/2025).
Strategi ‘Belah Dua’: Dari Rapat Bisnis ke Hura-Hura Keluarga
Kunci optimisme mereka ternyata terletak pada strategi segmentasi waktu yang jitu. Dua minggu pertama Desember diserahkan pada pasar MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang mendominasi. Namun, senjata utama justru baru akan diluncurkan pada dua minggu terakhir tahun.
“Kami sedang fokus mengejar market leisure, khususnya keluarga. Momentum peak season ini adalah saatnya mereka yang ingin liburan berkualitas,” jelas Rani.
Target angka pun dicanangkan dengan nada yang tidak main-main. “Kalau okupansi harus lebih dari targetnya, harus lebih dari 85 persen ke atas. Itu suatu keharusan,” tegasnya, menyitir pencapaian tahun sebelumnya yang pernah menyentuh level 90-an persen. Dalam industri yang sering mengeluh, target di atas 85% di masa ‘tidak pasti’ adalah sebuah pernyataan sikap yang blak-blakan.
Peta Wisatawan: Jaksel & Tangsel Mendominasi, Pasar Asia Mengejar
Lalu, siapa saja yang diharapkan memenuhi kamar-kamar hotel ini?
- Domestik: Mayoritas masih didominasi oleh pasukan dari Jakarta dan Tangerang, baik untuk sekadar healing maupun meeting yang diselipkan di antara agenda liburan.
- Mancanegara: Pasar tradisional seperti Singapura masih jadi andalan, merambah ke negara ASEAN lain, Timur Tengah, dan sebagian Eropa.
- Target Baru: China dan Taiwan menjadi pasar potensial yang sedang dikejar, meski dengan catatan pola durasi menginap yang cenderung lebih singkat (sekitar satu malam).
Trik Marketing ‘Gen Z’: Liburan Keluarga dengan Sentuhan Kabaret 7 Keajaiban
Menghadapi pasar keluarga milenial dan Gen Z yang haus pengalaman, Swiss Belresort Dago Heritage merayakan ulang tahun ke-7 dengan konsep yang cerdas: “Travel to 7 Wonders”. Ini bukan sekadar tema, tapi paket pengalaman yang dirancang untuk memuaskan dua generasi sekaligus.
“Dengan program kabaret yang menyenangkan ini, kami menyasar family. Orang tua bisa relaksasi, anak-anak terhibur, semua bahagia dalam satu tempat yang sama tanpa repot,” pungkas Rani.
Konsep ini menjawab kebutuhan keluarga modern yang menginginkan quality time yang instagrammable namun tetap nyaman dan minim drama perencanaan.
Analisis: Mengapa Mereka Bisa Optimis di Tengah Awan Gelap?
Lantas, apa yang menjadi dasar keyakinan tinggi ini di tengah ramalan suram banyak analis?
- Pelepasan Dendam Berlibur: Pasca periode ketat, masyarakat perkotaan memiliki pent-up demand untuk liburan yang lebih kuat dari ketakutan akan resesi.
- Bandung sebagai ‘Safe Haven’: Destinasi yang dekat, terkenal, dan menawarkan variasi dari kuliner hingga wisata alam tetap menjadi pilihan paling aman dan populer.
- Kematangan Strategi Segmentasi: Kemampuan pelaku industri membelah pasar (MICE vs. Leisure) dan menyiapkan paket spesifik menunjukkan adaptasi yang cepat.
Prediksi Akhir Tahun: Penuh atau Pura-pura?
Dengan kombinasi antara strategi marketing yang kreatif, pemahaman pasar yang mendalam, dan momentum liburan yang hampir tak terkalahkan, target okupansi ‘gila-gilaan’ di atas 85% itu bukannya tidak mungkin. Ini adalah sebuah pertaruhan yang diambil dengan perhitungan.
Jadi, ketika tahun 2025 disebut sebagai ‘tahun hantu’ yang penuh ketidakpastian, sektor perhotelan Bandung justru seperti sedang mengadakan pesta di tengah kabut. Mereka mungkin saja tahu sesuatu—atau setidaknya, mereka memilih untuk menari terlebih dahulu sembari menunggu kabut itu berlalu.
Siap-siap saja jika ingin menginap di Bandung akhir tahun ini; pesan kamar dari sekarang sebelum terlambat dan hanya bisa menatap deretan hotel ‘fully booked’ dengan penuh penyesalan. (**)













