LOCUSONLINE, GARUT – Pelatihan Penjamah Makanan pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) resmi dibuka di Kecamatan Malangbong. Kegiatan ini diikuti tiga SPPG, dua dari Kecamatan Malangbong dan satu dari Kecamatan Kersamanah, dengan narasumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Istuti Kurniati, SKM., MH.Kes dan Risnandar.
Camat Malangbong, Undang Saripudin, S.Sos., M.Si, memberikan sambutan sekaligus peringatan halus tapi dalam: kualitas makanan bukan sekadar soal rasa, tapi soal mental, emosi, dan keluarga yang kadang lebih pedas dari sambal uleg.
“Sampaikan pada keluarga dulu ritme kerja kalian. Jangan sampai urusan rumah masuk ke bumbu makanan,” ujarnya.
“Kalau suasana hati amburadul, rasa makanan ikut ambyar.”
Baca Juga : Kepala BPS Garut : Garut Satu Data, Reformasi Informasi Reformasi Kebijakan
Undang menegaskan bahwa para penjamah makanan adalah “ujung tombak SPPG”. Keterlambatan MBG, makanan tidak higienis, hingga distribusi yang asal bisa merusak reputasi layanan gizi secara keseluruhan.
Ia juga menyorot soal kebiasaan nebeng angkutan bak MBG dengan rombongan yang tak perlu ikut.
“Makanan harus steril. Tolong, jangan ada penumpang tambahan di kendaraan pengantar MBG. Ini bukan mobil travel,” tegasnya.
Selain itu, Undang menekankan pentingnya bekerja dengan hati bersih, tanpa drama internal.
“Bekerjalah dengan ikhlas dan pandai bersyukur.”
Kapolsek Malangbong melalui Kanit Binmas Aiptu Deni Hidayat bersama perwakilan Koramil Serma Suhaya juga mengingatkan aspek keamanan pelaksanaan MBG, terutama di jam operasional malam.
“Kerja sama itu wajib, jangan jalan sendiri. Fokus pada keamanan pribadi dan distribusi agar tak ada gangguan di lapangan.”
Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas pelatihan tahunan, tetapi upaya nyata memperkuat kualitas layanan gizi sekolah agar tidak sekadar layak saji, namun bermartabat, higienis, dan terukur. Semua narasumber sepakat: gizi tidak boleh asal lewat, apalagi jadi bahan gosip akibat salah teknis.
Pelatihan ini diharapkan menjadi penguat standar MBG yang selama ini memikul reputasi gizi anak sekolah di Kabupaten Garut.*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”












