LOCUSONLINE, GARUT – Setelah berdiri hampir 40 tahun, Pasar Ciawitali alias Pasar Induk Guntur di Kabupaten Garut akhirnya merasakan sentuhan perbaikan. Bukan renovasi besar-besaran, bukan pula bongkar kios, melainkan “operasi ringan” yang fokus pada urusan klasik pasar tradisional: becek, bau, dan banjir kecil yang dulu dianggap bagian dari pengalaman belanja.
Pasar terbesar kebanggaan warga Garut yang berlokasi di Jalan Guntur Madu itu kini mendapat perbaikan dengan anggaran hampir Rp4,8 miliar dari APBD Kabupaten Garut Tahun 2025. Angka yang cukup besar, meski perbaikannya terbilang mendasar bahkan sangat mendasar.
Perbaikan ini tidak menyentuh bangunan kios, melainkan menyasar infrastruktur umum yang selama puluhan tahun menjadi sumber keluhan. Fokusnya jelas: drainase, sanitasi, dan akses jalan. Intinya, pasar dibenahi dari bawah dulu secara harfiah.
Rincian anggarannya pun terbuka. Perbaikan drainase menyedot Rp1,8 miliar, paving block Rp900 juta, drainase tersier Rp800 juta, perbaikan jalan sektor Indag Rp1,3 miliar, serta sanitasi sampah Rp80 juta. Kecil di item terakhir, besar dampaknya di hidung.
Baca Juga : Izin Banyak yang Bolong, DPRD Purwakarta Naik Nada: Usaha Jalan Dulu, Aturan Nyusul Belakangan?
Humas Ikatan Warga Pasar (Iwapa) Ciawitali, Coky Algifari, menyebut perbaikan ini langsung terasa efeknya. Pasar yang dulu berubah jadi kolam dadakan saat hujan lebat, kini lebih tertib dan tidak lagi kumuh.
“Sekarang sudah tidak ada lagi genangan banjir kalau hujan deras,” kata Coky, Rabu (17/12/2025).
Ia menegaskan, meski perbaikannya tidak menyentuh kios, pembenahan drainase dan sanitasi memberi dampak signifikan terhadap kenyamanan pedagang dan pengunjung. Setidaknya, belanja tak lagi harus sambil menghindari kubangan.
“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”
