LOCUSONLINE, JAKARTA – Memulai karier dari ruang-ruang sidang sederhana, papan pengumuman manual, dan keyakinan yang nyaris sunyi keadilan harus dikerjakan sampai tuntas. Nani Indrawati tak pernah membayangkan perjalanan panjangnya sebagai hakim akan membawanya berbicara di forum dunia, apalagi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Lahir di Yogyakarta, 7 Juni 1962, Nani tumbuh dalam keluarga yang menanamkan nilai pendidikan, disiplin, dan kejujuran sebagai fondasi hidup. Ayahnya, seorang pegawai negeri, membesarkan tujuh anak dalam kesederhanaan namun penuh integritas. Dari rumah itulah Nani belajar tentang tanggung jawab, kerapian, dan menjaga amanah bahkan hingga hitungan rupiah terakhir. Nilai-nilai ini kelak melekat kuat dalam perjalanan profesinya di dunia peradilan.
Pendidikan hukumnya ditempuh secara berjenjang: Sarjana Hukum Universitas Gadjah Mada (1985), Magister Hukum Bisnis UGM (2003), hingga meraih gelar doktor dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga (2022). Ketertarikannya pada profesi hakim muncul sejak masa kuliah, ketika ia mengikuti persidangan sebagai bagian dari kewajiban akademik. Sosok hakim yang tegas, cerdas, dan adil yang ia saksikan kala itu menjadi titik balik pilihannya.
Karier yudisial Nani dimulai sebagai Calon Hakim di Pengadilan Negeri Yogyakarta (1987–1990). Ia kemudian menjalani penugasan panjang di berbagai daerah PN Wonosari, PN Bantul, hingga kembali ke PN Yogyakarta sebelum dipercaya mengemban peran strategis sebagai Asisten Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial (2006–2009).

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”









