“Apakah air perubahan benar-benar mengalir deras, atau hanya sebatas tetesan janji, waktu yang akan menjawab. Yang jelas, PDAM Tirta Intan Garut sudah mulai sadar air boleh keruh sesekali, tapi pelayanan jangan ikut keruh.”
LOCUSONLINE, GARUT – PDAM Tirta Intan Garut tampaknya sedang menjalani fase hijrah birokrasi. Setelah bertahun-tahun identik dengan air macet, telepon tak diangkat, dan keluhan yang menguap lebih cepat dari air rebusan, perusahaan daerah ini kini mendeklarasikan misi besar mengubah stigma buruk pelayanan menjadi pengalaman yang, setidaknya, tidak bikin emosi naik.
Direktur Utama PDAM Tirta Intan Garut, Dadan Hidayatulloh, menyatakan perubahan itu bukan sekadar slogan di spanduk atau jargon di ruang rapat. Usai mengikuti rapat koordinasi di lingkungan Kantor Bupati Garut, Senin (22/12/2025), Dadan menegaskan bahwa PDAM kini menempatkan pelayanan sebagai prioritas utama, bukan pelengkap penderita.
Menurut Dadan, PDAM tidak ingin lagi dipandang semata sebagai badan usaha yang sibuk menghitung laba, tetapi sebagai penyedia kebutuhan dasar warga: air bersih. Sebab, bagi masyarakat, air bukan soal untung-rugi, melainkan hidup dan mati atau minimal soal mandi dan masak.
“PDAM Tirta Intan Garut berkomitmen menjawab keluhan pelanggan tanpa menunda, meningkatkan kepercayaan publik, dan memenuhi kebutuhan dasar warga,” ujar Dadan dengan nada optimistis, seolah ingin meyakinkan bahwa keluhan pelanggan tak lagi harus antre seperti sambungan pipa bocor.
Baca Juga : Jejak Dihapus, Proyek Jalan Terus: KPK Kejar Dalang ‘Mode Pesawat’ di Kasus Bupati Bekasi
Ia mengklaim, perubahan tersebut mulai dirasakan pelanggan. Respons yang lebih cepat dan komunikasi yang lebih terbuka disebut menjadi tanda-tanda awal bahwa PDAM Garut sedang berbenah, meski publik masih menyimpan ingatan panjang tentang kran kering dan tagihan tetap mengalir.
“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”
