LOCUSONLINE.CO – Utang yang cukup besar di Tahun 2023 kepada pihak ketiga sebesar Rp 166 Miliar (diluar SMI) menjadi beban berat bagi Pemerintah Kabupaten Bandung Barat di Tahun 2024.
Besarnya utang tersebut berbanding jauh dengan kondisi keuangan Pemkab Bandung Barat yang ada saat ini.
Hal itu diungkapkan Pj. Bupati Bandung Barat, Arsan Latif, ia pun mengatakan bahwa Kas daerah Pemkab Bandung Barat per 1 Januari 2024 hanya tersedia Rp 7 miliar lebih.
[irp]
Untuk itu, Arsan menegaskan, pihaknya bukan tidak berniat membayar utang tersebut namun kondisi keuangan Pemkab Bandung Barat saat ini masih minim.
“Kita punya niat membayar. Tapi kalau tidak ada duitnya, gimana sekarang? 1 Januari kas daerah KBB itu hanya Rp 7 miliar lebih,” ungkapnya, di Kecamatan Padalarang, Senin (22/1/2024).
Lagipula, sambung ia, pihaknya masih harus minta arahan dari Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Lantaran utang tersebut merupakan utang pada tahun 2023 yang menyebrang ke tahun 2024.
Lebih lanjut Arsan mengungkapkan, kalaupun ada uang masuk ke kas daerah, persoalan utang ini menjadi dilematis. Jika dibayarkan ke pihak ketiga, maka urusan program pembangunan bisa tertunda. Bahkan gaji pegawai, bisa-bisa ditangguhkan.
[irp]
“Makanya saya bilang ke temen- temen, ini ada duit nih bayar pegawai, gaji atau bayar utang pilih mana?” ujarnya.
Beban berat itulah kata Arsan, yang saat ini sedang dipikul Pemkab Bandung Barat.
Lebih jauh Arsan mengaku dirinya banyak mendapatkan pesan dari pihak ketiga melalui WhatsApp yang menagih utang serta meminta kepastian pembayarannya.
“Saya bilang bapak salah bertanya ke saya, salah sasaran pertanyaan ini. Silahkan bertanya kepada yang memberikan pekerjaan. Oh siap salah pak,” beber Arsan, menceritakan kembali pembicaraan dengan pihak ketiga.
Arsan berargumen, jika dirinya dilantik menjadi Pj Bupati Bandung Barat pada 20 September 2023, untuk mengurusi kebutuhan masyarakat. Namun justru disodori utang, yang merupakan pembayaran pekerjaan sebelumnya.
“Jadi kenapa saya harus teken pengakuan utang itu? Berarti (kalau meneken), saya membebani APBD 2024 yang tidak ada itu,” ucapnya.
[irp]
Padahal, kata Arsan, banyak program pembangunan yang harus dilaksanakan demi kepentingan masyarakat. Tak hanya itu, dirinya juga memikirkan nasib KBB kedepannya. Jika ia masa bodoh dengan kondisi KBB saat ini, maka tahun-tahun ke depannya utang makin bertambah.
Saat inipun, kondisi utang KBB dari tahun ke tahun bertambah. Ia mengungkapkan, utang KBB tahun 2022 sebesar Rp 106 miliar. Tahun berikutnya, yakni tahun 2023 ke 2024 bertambah lagi menjadi Rp 166 miliar.
“Berarti setiap tahun bertambah. Kalau saya mau masa bodoh saja nanti tahun depan nambah Rp 50 miliar lagi,” ungkapnya.
Kendati demikian, ia akan berupaya mencari solusi terbaik. Salah satunya akan berupaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena masih ada potensi untuk meningkatkan PAD dengan kesungguhan aparatnya.
“Saya panggil itu para camat, siap nggak menggali potensi PAD? Saya rasa kita bisa (tingkatkan PAD). Makanya saya nggak bangga kalau PAD kita naik cuma Rp 500 miliar. Insha Allah bisa kok jadi Rp 1 triliun,” tandasnya.
[irp]
(KAMIL)
IKUTI BERITA LAINNYA DI CHANEL YOUTUBE LOCUSONLINE.CO YA!