LOCUSONLINE, LOMBOK TIMUR – Jajaran TNI Polri dan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur kompak menyiapkan lokasi kunjungan Presiden RI Ir. Joko Widodo pada Kamis mendatang di Dusun Ekas Desa Ekas Buana Kecamatan Jerowaru. Senin, 26/ 02
Dalam rangka persiapan kunjungan Presiden RI Ir. Joko Widodo ke Lombok Timur, Komandan Kodim 1615/Lotim Letnan Kolonel Inf Bayu Sigit Dwi Untoro, Kapolres Lombok Timur AKBP Hariyanto, dan Sekda Lombok Timur H. Hasni melakukan peninjauan langsung di kawasan Teluk Ekas. Mereka membawa personel masing-masing untuk membersihkan area tempat acara Showcase Pilot Project Budidaya Rumput Laut Skala Besar di Teluk Ekas.
Komandan Kodim 1615/Lotim, Letnan Kolonel Inf Bayu Sigit Dwi Untoro, menjelaskan bahwa peninjauan dilakukan untuk memastikan kondisi terakhir Teluk Ekas sebelum dikunjungi oleh Presiden dan rombongan pada 29 Februari mendatang. Selain itu, peninjauan juga bertujuan untuk memastikan kebersihan, penyiapan sarana dan prasarana, serta pengamanan VVIP.
Pengamanan akan ditangani oleh Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) yang akan melakukan pengecekan langsung ke lokasi. Paspampres memiliki Protap Pengamanan VVIP khususnya untuk Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya.
Pj. Sekertaris Daerah (Sekda) Lombok Timur H. Hasni menambahkan bahwa kehadiran industri Sea Six yang akan diresmikan oleh Presiden akan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, terutama petani rumput laut. Untuk memastikan kondisi lapangan terkait dengan pengamanan Presiden dan rombongan, Sekda Lombok Timur turun langsung ke lokasi.
“Rencananya, Presiden akan datang didampingi oleh 11 Menteri, 3 Dubes, dan para investor. Oleh karena itu, pengamanan akan ditangani oleh TNI. Namun, jika Presiden berhalangan, pengamanan akan dilakukan oleh Polri,” ungkapnya.
Berita ini disampaikan untuk memberikan informasi terkini tentang persiapan kunjungan Presiden RI ke Lombok Timur. Semua pihak terlibat dalam memastikan kebersihan dan keamanan lokasi acara agar berjalan dengan lancar.
Laporan: AZ
Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues