LOCUSONLINE, KOTA TASIKMALAYA – Sampah Pasca Libur Lebaran. Sebanyak 15 truk dikerahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat untuk membersihkan tumpukan sampah, termasuk di kawasan Cikurubuk, yang merupakan dampak dari musim libur Lebaran 2024. Minggu, 21/ 4/ 2024
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kota Tasikmalaya, Feri Arif Maulana menungkapan tumpukan sampah tersebut merupakan dampak dari musim libur Idul Fitri.
“Sebanyak 480 meter kubik sampah di Cikurubuk sudah diangkut,” ungkap Feri.
Feri juga menjelaskan bahwa produksi sampah di Kota Tasikmalaya selama bulan Ramadhan dan libur Lebaran meningkat sebesar 40 persen dibandingkan dengan hari biasa. Hal ini terlihat dari volume sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir Tasikmalaya.
Berdasarkan data di TPA Ciangir, jumlah sampah yang masuk dua minggu sebelum Lebaran sebanyak 2.954 meter kubik, satu minggu sebelum Lebaran sebanyak 3.268 meter kubik, dan satu minggu setelah Lebaran sebanyak 2.182 meter kubik.
“Volume sampah meningkat sekitar 40 persen selama bulan puasa dan Lebaran 2024,” jelasnya.
Terkait dengan penumpukan sampah di kawasan Cikurubuk, hal ini disebabkan oleh peningkatan volume sampah dari aktivitas pedagang di pasar menjelang dan setelah Lebaran, dengan total sebanyak 480 meter kubik.
Untuk mengatasi peningkatan volume sampah tersebut, DLH mengerahkan 15 truk agar sampah dapat segera diangkut dari berbagai wilayah Kota Tasikmalaya, termasuk penanganan sampah di Cikurubuk.
Selain upaya pengangkutan sampah ke TPA Ciangir, DLH juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang, sehingga dapat mengurangi produksi sampah.
DLH Kota Tasikmalaya memiliki program pengelolaan sampah, seperti bekerja sama dengan pengusaha maggot untuk memanfaatkan sampah organik, program bank sampah, dan penggunaan ekoenzim.
“Program pengurangan dan penanganan sampah, seperti maggot, bank sampah, dan ekoenzim, terus kami gencarkan,” pungkanya.
Pewarta: Rian
Editor: Red
Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues