LOCUSONLINE, PBB – Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, mengungkapkan pada Jumat (23/2) bahwa Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) sedang menghadapi tekanan besar.
Dujarric mengutip isi surat yang ditulis oleh Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, kepada Presiden Majelis Umum PBB. Surat tersebut menyatakan bahwa badan tersebut telah mencapai titik yang tidak dapat lagi ditoleransi, dengan seruan berulang kali dari Israel untuk membubarkan UNRWA dan pembekuan pendanaan oleh para donatur.
Peringatan ini menunjukkan titik kritis bagi UNRWA yang bertugas membantu pengungsi Palestina. Dujarric menyatakan bahwa kemampuan badan tersebut untuk memenuhi mandatnya, yang diberikan melalui resolusi 302 Majelis Umum, saat ini terancam secara serius.
Situasi genting ini mengancam sejumlah layanan penting bagi jutaan orang, dan menekankan perlunya tindakan dukungan yang mendesak.
Bulan lalu, UNRWA dihantam oleh tuduhan Israel bahwa 12 staf UNRWA terlibat dalam serangan pada tanggal 7 Oktober tahun lalu di Israel selatan yang dilakukan oleh Hamas. Tuduhan ini menyebabkan beberapa negara menghentikan kontribusi mereka, yang totalnya sekitar 440 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.630), hampir setengah dari pendanaan tahunan UNRWA. Saat ini, dua penyelidikan PBB sedang berlangsung untuk menangani tuduhan ini.
Laporan: Red
Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues