LOCUSONLINE, JAKARTA – Kelompok Staf Medis (KSM) Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Cipto Mangunkusumo, yang dipimpin oleh Dr. dr. Surahman Hakim, SpOG(K), MPH, mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang menentukan keterlambatan atau bahkan ketidakhaidan pada anak perempuan. Senin, 26/ 02
Menurut Dr. Surahman, jika seorang anak perempuan berusia 15 tahun belum mengalami haid, penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui apakah ada nyeri yang dirasakan setiap bulannya. Jika tidak ada nyeri, maka perlu segera diperiksa apakah ada hambatan pada saluran pengeluaran haid.
“Jika terdapat kelainan dalam pertumbuhan saluran reproduksi, ada kemungkinan hymen tidak terbuka, vaginanya tertutup oleh jaringan tertentu, atau mulut rahim tidak terbentuk sehingga darah haid hanya terkumpul di dalam rahim. Hal-hal seperti ini memerlukan tindakan segera,” kata Dr. Surahman dalam sebuah diskusi daring.
Selain faktor tersebut, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah ketiadaan tanda-tanda sekunder seperti pertumbuhan payudara dan pertumbuhan bulu kemaluan saat mencapai usia 15 tahun. Jika hal ini terjadi, perlu dilakukan pemeriksaan untuk melihat kemungkinan adanya kelainan kromosom. Jika terdapat variasi kromosom seperti X-Y atau X-X-Y pada seorang wanita, maka diperlukan penanganan psikiatri untuk menentukan apakah terdapat genetik laki-laki dalam tubuhnya.
Dr. Surahman juga menjelaskan bahwa jika kromosom yang tumbuh adalah kromosom perempuan yang benar, tetapi tidak ada tanda-tanda sekunder yang muncul, maka perlu dilakukan pemeriksaan untuk melihat kemungkinan kekurangan hormon dengan terapi hormonal. Keadaan ini disebut sebagai agenesis, yaitu ketiadaan perkembangan tanda-tanda sekunder seksual, serta ketiadaan rahim dan vagina yang sempurna.
Untuk terapi hormonal, pasien akan diberikan hormon progesteron dan obat selama 7-10 hari hingga pasien dapat memproduksi estrogen sendiri, sehingga haid dapat terjadi secara normal seperti biasanya.
Dr. Surahman menambahkan bahwa rata-rata anak perempuan saat ini mengalami haid pada usia 9 tahun. Jika melewati usia tersebut tanpa tanda-tanda haid, disarankan untuk memeriksakan perkembangan tanda-tanda seksual sekundernya dengan mengunjungi dokter kandungan atau dokter anak.
Laporan: Red