LOCUSONLINE, JAKARTA – Sektor agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan dan teknologi menjadi program prioritas Mentri Koprasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UMKM) dalam pengembangan perusahaan rintisan (startup).
“Dalam upaya meningkatkan dampak positif sosial dan ekonomi nasional, kami menargetkan pengembangan ‘startup’ di keempat sektor ini,” kata Teten dalam sebuah diskusi kewirausahaan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Rabu, 27/ 3/ 2024
Teten mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 2.605 startup di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara keenam dengan jumlah startup terbanyak di dunia. Dari segi valuasi, terdapat 15 startup Indonesia yang telah berkembang menjadi unicorn dan decacorn.
“Ekonomi startup Indonesia selama ini dianggap tidak terarah dan lebih berfokus pada jasa perdagangan dan pembiayaan, sehingga kontribusi startup terhadap produk domestik bruto (PDB) masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain seperti China,” ungkap Menkop UKM.
Selain itu Teten menyebutkan bahwa ekonomi digital Indonesia perlu mengubah arah dan fokusnya pada industri serta pemanfaatan teknologi seperti internet of things (IoT), kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dan smart factory.
Ia mencontohkan China, di mana 41 persen ekonomi digital mereka memberikan kontribusi terhadap PDB karena penggunaan IoT di sektor produksi dan industri. Sementara di Indonesia, fokusnya masih pada e-commerce.
Meskipun beberapa startup Indonesia telah berkembang menjadi unicorn, seperti eFishery dalam produk perikanan, Chickin dalam peternakan ayam, Jala dalam udang, dan Elevarm dalam hortikultura, Teten mengatakan bahwa hal ini belum cukup.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues