LOCUSONLINE, GARUT –Dampak Gempa Garut. 110 unit rumah rusak dan 75 kepala keluarga (KK) terdampak akibat gempa dengan kekuatan magnitudo 6,2 yang melanda Kabupaten Garut, Jawa Barat. Angka tersebut hasil laporan Pusat Pengendalian dan Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB). Minggu, 28/ 4/ 2024
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, jumlah rumah yang terdampak telah bertambah dari laporan awal BNPB.
“Rincian kerusakan rumah meliputi 3 unit rumah rusak berat, 21 unit rumah rusak sedang, 34 unit rumah rusak ringan, 11 unit rumah terdampak, dan 41 unit rumah rusak,” jelasnya.
Kerusakan terbanyak terjadi di Kabupaten Garut (41 unit rumah), diikuti oleh Kabupaten Bandung (24 unit rumah), Kabupaten Sukabumi (17 unit rumah), Kabupaten Tasikmalaya (7 unit rumah), dan Kota Tasikmalaya (5 unit rumah).
Selain rumah, fasilitas publik seperti tempat ibadah, sekolah, perkantoran, dan rumah sakit juga mengalami kerusakan akibat gempa. Selain itu, jumlah korban luka dan kepala keluarga terdampak juga mengalami penambahan.
Pihak BNPB meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, serta memeriksa dan memastikan kondisi bangunan tempat tinggal agar cukup tahan gempa dan tidak mengalami kerusakan.
BPBD Provinsi Jawa Barat dan BPBD kabupaten dan kota yang terdampak berjanji untuk terus melakukan pendataan dan kajian cepat untuk menginventarisasi kerusakan serta menyelamatkan warga.
Setelah itu, mereka akan melakukan perbaikan fasilitas umum, pembersihan dampak materiil dari gempa, dan perbaikan rumah warga.
Meskipun demikian, BPBD Provinsi Jawa Barat menyebut bahwa kondisi saat ini cenderung lebih terkendali setelah gempa. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,2 tersebut terjadi pada Sabtu, 27 April 2024, pukul 23:29 WIB dengan pusat gempa di laut dan kedalaman 70 kilometer.
Gempa ini merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat atau yang dikenal sebagai gempa dalam lempeng (intraslab earthquake), berdasarkan laporan BMKG.
Editor: Red