LOCUSONLINE, GORONTALO – Dunia pendidikan kembali tercoreng dengan kasus perundungan yang terjadi di SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Gorontalo akan mengirimkan tim untuk menyelidiki dugaan perundungan siswa tersebut. Sabtu, 11 Mei 2024
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdik) Provinsi Gorontalo, Rusli Wahjudewey Nusi, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima informasi resmi dari SMA Terpadu Wira Bhakti terkait kejadian tersebut. Namun, mereka akan segera menurunkan tim untuk melakukan pendataan.
“Saya belum menerima informasi mengenai kejadian ini, tetapi kami akan mengirimkan tim untuk melakukan pendataan,” kata Nusi.
Nusi menjelaskan bahwa SMA Terpadu Wira Bhakti merupakan sekolah swasta yang dikelola oleh yayasan. Ia juga menyebut bahwa kasus kekerasan di lingkungan sekolah dapat ditangani oleh Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) yang ada di setiap sekolah.
Pada Jumat (10/5), sejumlah siswi yang merupakan taruni di SMA Terpadu Wira Bhakti melarikan diri dari asrama sekolah dengan alasan dugaan perundungan oleh senior. Salah satu orang tua siswi, Sera, mengatakan bahwa putrinya dan teman-temannya melarikan diri karena tidak tahan dengan tekanan dan perlakuan dari senior mereka.
Perlakuan yang mereka alami termasuk dihukum dengan duduk dalam posisi kaki dilipat ke samping dalam waktu yang lama. Mereka juga diwajibkan untuk bergerak cepat saat dipanggil atau diperintah oleh senior mereka. Bahkan, salah seorang siswi jatuh dari tangga dan mengalami cedera serius pada rahang karena takut melanggar batas waktu yang ditentukan oleh senior.
Kepala Sekolah SMA Terpadu Wira Bhakti, Marwan Potale, mengatakan bahwa pihak sekolah telah mengizinkan para taruni untuk kembali ke orang tua mereka masing-masing sebagai tindakan pencegahan. Pihak sekolah belum dapat menyimpulkan masalah ini karena para taruni masih diminta oleh orang tua mereka untuk tinggal di rumah masing-masing.
Marwan menyatakan bahwa langkah selanjutnya akan bergantung pada proses pemeriksaan terhadap para siswi. Namun, pihak sekolah berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan profesional, dengan harapan kejadian serupa tidak terulang kembali.
Editor: Red