LOCUSONLINE, BANDUNG BARAT – Ngeri nasib Perangkat Desa di KBB (Kabupaten Bandung Barat) terjerat Pinjol hingga Bank Emok gegara Siltap sering telat. Sejumlah perangkat desa di KBB mengaku harus tutup lobang gali lobang baik itu ka warung maupun ke perorangan, bahkan ada diantaranya nekat melakukan pinjaman ke Pinjol (Pinjaman Online) maupun ke Bank Emok.
Hal tersebut terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lantaran Siltap (Penghasilan Tetap) atau gaji mereka selalu mengalami keterlambatan 2 hingga 3 bulan.
Salah seorang perangkat desa yang enggan namanya disebut mengaku untuk memenuhi kebutuhan buat sehari-hari harus ada, minimal diangka 100 ribu per hari, itu buat makan dan jajan anak.
“Sebelum turun Siltap kita sebisa mungkin berhutang ke warung, ke saudara, ke tetangga, bahkan sampai ke Emok itu dilakukan, kalau gak begitu mau gimana. Apalagi kalau Siltap sampai terlambat 3 bulan,” ungkapnya kepada locusinline.co, Senin (26/8/2024).
Lebih jauh dirinya mempertanyakan keberadaan dan peran APDESI menyikapi keterlambatan Siltap yang kerap berulang sehingga kesejahteraan perangkat desa terancam.
“Peran APDESI itu dimana? adapun tahun kemarin mah normal kenapa tahun sekarang begini, harus seperti apa saya menuntut hak saya sementara kewajiban sudah saya laksanakan,” tegasnya.
“Tak dipungkiri yang tadinya saya gak tahu Syariah, gara-gara pinjam ke Emok sekarang mah jadi tahu,” tambahnya.
Lebih lanjut dirinya meminta pemerintah Kabupaten Bandung Barat agar dapat memperhatikan kesejahteraan bagi seluruh perangkat desa dengan cara tidak ada lagi keterlambatan pembayaran Siltap dan waktu yang jelas di setiap bulannya.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues