LOCUSONLINE, BANDUNG BARAT – Penggunaan pupuk organik di Kecamatan Cipeundey, Kabupaten Bandung Barat, berhasil meningkatkan produksi padi hingga 2 ton per hektarnya. Hal ini terungkap dalam acara Farm Field Day (FFD) SL Tematik Gerakan Tani (Genta) Organik di Desa Jatimekar, Selasa (10/9/2024).
Tak hanya meningkatkan produksi, penggunaan pupuk organik juga membantu para petani mengurangi penggunaan pupuk kimia, sehingga secara otomatis mengurangi biaya produksi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bandung Barat, Lukmanul Hakim, mengungkapkan bahwa Sekolah Lapang (SL) Organik yang dilaksanakan di Desa Jatimekar merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk membangun kesadaran masyarakat, terutama para petani, akan bahaya penggunaan bahan kimia dalam pertanian.
“Alhamdulillah, antusiasme para kelompok tani luar biasa. Tingkat produksi padinya meningkat rata-rata 2 ton/hektare. Selain itu, efisiensi dalam pembiayaan juga terasa, karena pupuk cair organik dan obat-obatan organik lebih murah,” jelasnya.
Lukman menjelaskan bahwa lahan sawah seluas 1 hektare yang menggunakan pupuk kimiawi biasanya menghasilkan 6 ton padi. Namun, dengan menggunakan pupuk organik atau bahan organik dalam budidaya padi, hasil panen meningkat menjadi 8 ton, artinya rata-rata terjadi peningkatan sebesar 2 ton.
“Di satu sisi, pembiayaan lebih murah, di sisi lain, terjadi peningkatan produksi dan produktivitas. Hal ini tentu akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani,” tambahnya.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues