“Tentunya berdasarkan keunggulan dan karakteristik desa masing-masing, misalnya bila ada potensi wisata, ‘home industry’, atau ada komoditas pertanian, perikanan dan lainnya,” ungkap Danton.
“Benchmarking Batch 4” kali ini fokus pada dua kota, yaitu Beijing dan Chengdu, khususnya untuk pembangunan pedesaan dan pengembangan teknologi pertanian. Program ini juga merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kerja sama antara Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dan Presiden China Xi Jinping soal pengentasan kemiskinan di Indonesia, khususnya di pedesaan.
Selama kegiatan “Benchmarking Batch 4”, kepala desa melakukan audiensi dengan pejabat terkait di Kementerian Pertanian dan Urusan Perdesaan China (MARA), mengunjungi pasar grosir pertanian Xinfadi, Pusat Pengembangan Teknologi Pedesaan China, Bairong World Trade Center, Festival Panen Tiongkok, distrik Huairou dan desa-desa di sekitarnya, desa di Pujiang dan Pengzhou (provinsi Sichuan), Tianfu Agricultural Expo Park, Universitas Pertanian Sichuan, Tembok China, hingga Pusat Penangkaran Panda Raksasa di Chengdu.
Ke-12 kepala desa yang mengikuti kegiatan ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, yaitu:
– Desa Dabulon, Nunukan, Kalimantan Utara
– Desa Krasak, Magelang, Jawa Tengah
– Desa Bawangan, Jombang, Jawa Timur
– Desa Banjarsari, Lebak, Banten
– Desa Jeruk, Magetan, Jawa Timur
– Desa Kateng, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
– Desa Kateng, Muna, Sulawesi Tenggara
– Desa Randupitu, Pasuruan, Jawa Timur
– Desa Kupa-kupa Halmahera Utara, Maluku Utara
– Desa Soa Sangaji, Halmahera Timur, Maluku Utara
– Desa Kebonagung, Magelang, Jawa Tengah
– Desa Palasarigirang, Sukabumi, Jawa Barat
