Awat menjelaskan, blender tersebut digunakan untuk mendukung program cooking class, sehingga anak-anak dapat belajar membuat makanan dan minuman sehat. “Kita tau adanya cooking class, kelas memasak, nah itu hal yang menyenangkan bagi anak PAUD itu,” ucapnya. Dengan begitu, anak dapat terhindar dari makanan dan minuman yang berpengawet serta bahaya bagi tubuhnya.
“Anak akan merasa senang apabila membuat meracik sendiri dan dia akan senang untuk meminumnya, itu yang kita harapkan di dunia pendidikan anak usia dini,” tambahnya.
Ia juga berharap, para peserta dapat menyampaikan edukasinya kepada guru-guru atau bahkan orang tua murid lainnya, sehingga ilmu yang didapatkan dalam kegiatan pada hari ini dapat bermanfaat dalam hal pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Garut.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Anak DPPKBPPPA Kabupaten Garut, Budi Kusmawan, sebagai narasumber, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif Disdik Garut. Ia menjelaskan bahwa penurunan stunting membutuhkan intervensi spesifik dan sensitif, termasuk peran lembaga PAUD.
“Nah keterkaitan dengan peningkatan kapasitas atau manajemen percepatan penurunan stunting di satuan pendidikan anak usia dini ini salah satunya memang upaya-upaya yang dilakukan terkait dengan intervensi sensitifnya,” ucapnya.
Ia berpesan kepada seluruh peserta khususnya para Bunda PAUD untuk dapat memberikan kontribusi, baik berupa pemikiran maupun inovasi yang bisa dilakukan dalam rangka percepatan penurunan stunting di tingkat desa, serta dapat memberi dukungan kepada lembaga PAUD agar upaya percepatan penurunan stunting dapat lebih masif dilaksanakan.
