“Halusinasi juga terjadi kalau misalnya anak demam tinggi, atau kalau halusinasi itu misalnya karena ada stres yang berdampak kepada depresi, ada sesuatu yang dia rasakan atau cemaskan misalnya, kan kita enggak pernah tahu,” katanya.
Romi menekankan bahwa perasaan cemas yang berujung tindakan negatif belum tentu terjadi pada setiap remaja, namun karena perkembangan kognitifnya yang masih di masa antara anak-anak dan menuju dewasa. Kasus ini menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap perkembangan mental remaja dan peran lingkungan dalam mendukung mereka.
Editor: Bhegin
