Menurut dia, pemilihan material tersebut juga tepat, karena kebiasaan warga Indonesia yang terkadang membanting atau meletakkan dengan keras galon air minum. Dia mengatakan, kekuatan yang dimiliki galon kuat polikarbonat ini membuat zat kimia pembentuk plastik tidak bermigrasi saat diperlakukan demikian.
“Sedangkan botol lainnya mungkin 2-3 kali jatuh juga ada crack. Itulah salah satunya, sehingga dia dapat digunakan berkali0kali sampai 20 kali. Bahkan, dalam hal ini jelas, satu dari segi 20 kali pakai itu jauh lebih aman buat produsen daripada menggunakan PET,” katanya.
Sebelumnya, ramai isu migrasi BPA dari galon ke dalam air. Sistem distribusi galon pun menjadi sorotan karena dilakukan menggunakan truk terbuka yang bisa terpapar sinar matahari langsung yang disebut-sebut dapat memicu migrasi dimaksud.
Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran Institut Teknologi Bandung (ITB), Akhmad Zainal Abidin, menjelaskan bahwa pihaknya tidak menemukan adanya migrasi BPA dari galon kuat polikarbonat ke air minum dalam penelitian mereka. Studi tersebut berfokus untuk mendeteksi peluruhan atau migrasi BPA dari kemasan galon kuat berbahan polikarbonat ke dalam air minum terhadap empat sampel dari merek AMDK terpopuler. Temuan tersebut membuktikan bahwa air galon kuat PC masih sangat aman untuk dikonsumsi.
Editor: Bhegin
