“Fasilitas parkir elektronik milik BUMD kan sudah diangkut sejak beberapa hari yang lalu karena sudah putus kontrak. Jadi sekelompok orang ini tiba-tiba seperti nerapin parker liar. Berjaga di pintu masuk dan pintu keluar, lalu mungutin uang dari para pengunjung rumah sakit,” terangnya.
Dikatakan Hidayat, sekelompok orang yang mengatasnamakan vendor baru itu memaksakan pengelolaan parkir tanpa adanya persiapan sarana dan prasarana yang sesuai dengan standarisasi eParking.
Seperti tiket parkir yang mereka gunakan, hanya secarik kertas dengan tulisan ‘Tiket Parkir RSUD Bob Bazar, SKM’. Kemudian, menyertakan harga Rp.3000 untuk roda empat dan Rp.2000 untuk roda dua.
Lalu, juga terdapat nomor tiket 0123456789 yang digunakan untuk semua tiket parkir dan garis-garis barcode yang tidak dapat di scan.
Emosi dari Belasan Juru Parkir Warga Desa Kedaton Tak Terbendung
Setelah melakukan praktik parkir yang jauh dari kata profesionalitas sebuah perusahaan vendor pengelolaan parkir, salah satu oknum perusahaan juga tiba-tiba berlaku sewenang-wenang kepada belasan juru parkir warga Desa Kedaton.
“Mereka (belasan juru parkir) kan gak tau, bahwa yang datang itu benar perusahaan vendor yang baru atau bukan. Karena praktik parkir yang dilakukan seperti parkir liar di pasar atau dipinggir jalan. Ya kalaupun kemudian juru parkir yang ada di sana gak mau diperintah sama oknum ini ya wajar,”ucapnya.
Lalu, Hidayat kembali menjelaskan, ada satu orang oknum yang mengaku sebagai direktur perusahaan vendor itu tiba-tiba menyatakan bahwa dia dan sejumlah rekan-rekannya adalah pemenang lelang pengelolaan parkir di RSUD Bob Bazar.
