“Dengan segala potensi yang ada, kami berharap panen tahun ini dapat memberikan hasil yang optimal dan bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Garut,” ungkapnya.
Dari segi harga, jagung merupakan komoditas yang relatif stabil dibandingkan komoditas pertanian lainnya. Ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak petani di Garut mulai beralih ke budi daya jagung sebagai sumber penghasilan utama.
Meskipun prospek budi daya jagung di Kabupaten Garut cukup menjanjikan, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi petani. Selain ketergantungan pada curah hujan, permasalahan seperti fluktuasi harga pupuk, keterbatasan akses terhadap teknologi pertanian modern, serta infrastruktur irigasi yang masih perlu diperbaiki menjadi beberapa kendala utama.
Menanggapi hal tersebut, Ardhy menyatakan bahwa pemerintah daerah terus berupaya memberikan solusi. Salah satu langkah yang sedang ditempuh adalah memperluas akses petani terhadap sarana produksi, seperti pupuk bersubsidi dan alat-alat pertanian modern.
“Kami terus mendorong petani untuk lebih mandiri dalam mengelola usaha tani mereka, termasuk dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Selain itu, program bantuan dari pemerintah juga diupayakan agar tepat sasaran,” kata Ardhy.
Dengan berbagai langkah strategis yang telah disiapkan, Dinas Pertanian Kabupaten Garut optimistis target produksi jagung sebesar 513.000 ton dapat tercapai. Ardhy berharap sinergi antara pemerintah, penyuluh, dan petani terus diperkuat agar sektor pertanian, khususnya jagung, semakin berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat.
