Reny menyerahkan sepenuhnya persoalan keributan di RSUD kepada aparat kepolisian. “Kita serahkan ke APH saja mas. Biar premanisme di sekitar RS tidak ada,” tutupnya.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi (Pemred) Tiga Pena Indonesia Edwin Apriandi menegaskan bahwa apa yang disampaikan Direktur RSUD dr. Bob Bazar tersebut merupakan tuduhan yang serius.
Selain bisa mencemarkan nama baik seseorang dan lembaga, tuduhan bahwa CEO TPM sebagai dalang dari keributan merupakan sesat pikir dan ketidakcakapan seorang pejabat negara.
Sebagai seorang direktur, kata Edwin, dr. Reny Indrayani semestinya bisa melakukan cek, ricek, dan croscek sebelum membuat pernyataan.
“Terus terang saya terkejut dengan apa yang disampaikan. Tidak mencerminkan seorang pejabat yang kapabel. Apakah yang bersangkutan bisa membuktikan pernyataannya?,” sesal Edwin.
Edwin sendiri memastikan dan menjamin bahwa CEO TPM Khairil Adha tidak terlibat dalam kerusuhan yang terjadi.
“Saya pastikan tidak. Saat kerusuhan beliau itu sedang puasa Kamis. Saya sudah tanya dia (Khairil Adha), tahu ada kerusuhan juga pada sore hari sebelum Maghrib,” jelas Edwin.
Edwin meminta Reny untuk bisa menjelaskan kepada publik mengenai pernyataannya soal tuduhan tersebut.
“Apa yang disampaikan itu merupakan kedangkalan berpikir seorang pejabat dalam menghadapi masalah. Hanya bisa menuduh tanpa melakukan observasi yang komprehensif terhadap persoalan yang dihadapi. Model pejabat yang hanya menyalahkan bawahan saat ada persoalan dan berada di depan saat ada keuntungan,” katanya.
