Konsep sistem kompleksitas pada hakikatnya merujuk pada kerangka kerja yang terdiri dari sekian banyak komponen yang saling terkait. Dalam konteks manusia, sistem ini mencakup berbagai aspek kehidupan individu yang dipengaruhi oleh perbedaan bobot ruhani dan kebutuhan individual. Setiap individu memiliki kelas atau tingkat keridhaan masing-masing, yang mencerminkan kepuasan dan keikhlasan dalam menjalani hidup sesuai dengan tuntunan agama.
Hidup bukan hanya sekadar soal materi atau uang, melainkan mencakup seluruh aspek kehidupan seorang muslim. Setiap individu memiliki kecenderungan yang sama, yaitu keinginan untuk meraih kebahagiaan dan ketentraman hidup. Meskipun demikian, perbedaan dalam latar belakang, pengalaman, dan lingkungan membentuk keragaman nilai dan cara pandang dalam menghadapi kehidupan.
Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki keinginan dan aspirasi yang kompleks. Kita semua mendambakan kesuksesan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Namun, jalan untuk mencapai tujuan tersebut seringkali dipenuhi dengan rintangan dan tantangan. Dalam konteks ini, konsep ridha menjadi sangat krusial dalam membentuk mental dan sikap seorang muslim.
Ridha, yang berarti kerelaan dan kepasrahan terhadap kehendak Allah, merupakan kunci utama dalam menghadapi kompleksitas hidup. Ketika seseorang mampu menerima segala sesuatu dengan lapang dada, baik suka maupun duka, maka ia telah mencapai puncak kesempurnaan spiritual.
Dalam sebuah hadits, Allah SWT sendiri menyatakan bahwa Ia tidak sanggup membalas kebaikan hamba-Nya yang senantiasa ridha dalam segala hal. Pernyataan ini menunjukkan betapa besar nilai dan keutamaan ridha di mata Allah SWT. Ridha bukanlah sekadar pasrah atau menerima keadaan, melainkan sebuah proses pengikhlasan hati dan penerimaan penuh terhadap takdir ilahi.

I am me and no one else should tell me
how to be me.