Greg Fealy, seorang pakar politik Indonesia, berpendapat bahwa SBY ingin membangun citra sebagai negarawan global yang berkomitmen pada toleransi agama. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan internasional dan memperkuat identitas keislamannya di mata publik, mengingat keraguan sebagian masyarakat terhadap keislamannya.
Keterbatasan dan Kontradiksi
Namun, kampanye Islam moderat SBY di tingkat global diragukan oleh banyak pihak. Kebijakan politiknya terhadap kelompok minoritas seringkali mendapat catatan, dan SBY juga pernah menjadikan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai rujukan resmi kebijakan agamanya, padahal MUI dikenal sering mengeluarkan fatwa yang tidak toleran.
Selain itu, SBY juga tampak memainkan sentimen etnik dan keagamaan dalam konteks politik domestik, seperti pada Pilgub DKI 2017.
Kesimpulan
Meskipun Islam moderat menjadi identitas baru dalam kebijakan politik luar negeri Indonesia pada era SBY, keberhasilannya dalam mencapai tujuan substantif dipertanyakan. Terdapat indikasi bahwa kampanye Islam moderat lebih banyak didorong oleh kepentingan politik domestik daripada komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai toleransi dan demokrasi.
Dengan perubahan situasi global dan politik dalam negeri, SBY tampak tidak lagi memprioritaskan kampanye Islam moderat dalam kebijakan politik luar negerinya.
Baca Juga : Pertanyaan Besar tentang Prioritas dan Transparansi Politik Indonesia, Pengesahan UU TNI Tenggelamkan RUU Perampasan Aset dan RUU TPKS
Editor: Bhegin

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”