“Kalau menurut saya itu kan tidak dibenahi, tidak hanya bersifat administratif, teriak di mana-mana pemberdayaan perempuan, tetapi perempuannya di sekitar sini tidak diberdayakan. Nah, ini salah satu bentuk taktis,” tegas Dedi.
Dedi juga menekankan pentingnya Pemprov Jabar untuk bekerja efisien dan menjadi lokomotif perubahan budaya kerja yang dapat dicontoh oleh pemerintah kabupaten dan kota. Ia mendorong seluruh kepala daerah di Jabar untuk turun ke lapangan, karena masalah yang dihadapi warga tidak dapat diselesaikan hanya dengan bekerja di balik meja.
“Tinggal Pemprovnya efisien, kabupaten/kotanya akan terbawa efisien. Nah, kemudian Pemprovnya taktis, kabupaten/kotanya taktis dan ini terbukti hari ini. Ketika saya turun ke Bekasi, turun ke Bogor, turun ke Kota Bekasi, Karawang, hari ini kan bupati-bupatinya sudah mulai turun untuk mengadvokasi kebersihan, lingkungan,” jelas Dedi.
Dedi menargetkan agar pembangunan di Jawa Barat dapat diselesaikan dengan cepat, maksimal dalam waktu 10 tahun. Ia ingin melihat perubahan yang drastis dan nyata dalam pembangunan.
“Hal-hal yang lebih nyata itu sangat dibutuhkan dalam upaya mempercepat pembangunan. Karena saya targetnya begini deh. Kalau orang memimpin itu 100 tahun, itu di kepemimpinan saya selama 5 tahun atau 10 tahun maksimal,” ungkap Dedi.
“Ini yang ingin dilakukan dan itu bisa terbukti dari rencana kerja pembangunan yang kita lakukan, kan perubahannya drastis, angka-angkanya berubah sangat tajam,” pungkasnya.
Editor: Bhegin
