Gerakan Buruh Dari Jalanan ke Meja Dialog
Meski aksi massa masih menjadi bentuk utama dalam menyuarakan aspirasi, gerakan buruh kini juga mulai memasuki ruang-ruang strategis kebijakan. Beberapa serikat buruh telah aktif dalam menyusun draf regulasi, berdialog dengan legislatif, hingga terlibat dalam Dewan Pengupahan Nasional.
Namun, tantangan terbesar tetap pada membangun kesatuan gerakan yang solid. Terlalu banyaknya serikat buruh yang tersebar dengan agenda masing-masing sering kali justru melemahkan kekuatan kolektif yang dibutuhkan untuk menekan perubahan struktural.
Peran Negara dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Dalam menciptakan kondisi kerja yang adil dan layak, tanggung jawab bukan hanya pada pemerintah. Perusahaan, sebagai pihak pemberi kerja, memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk menjamin hak-hak pekerjanya. Prinsip bisnis yang berkelanjutan adalah bisnis yang menghargai pekerja harus menjadi pedoman dalam dunia industri modern.
Pemerintah di sisi lain harus berani mereformasi sistem pengawasan ketenagakerjaan, meningkatkan kualitas dan cakupan program jaminan sosial, serta membuka akses dialog antara pekerja dan pengusaha secara lebih setara.
Membangun Masa Depan Kerja yang Inklusif dan Berkeadilan
Momentum Hari Buruh harus menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa buruh bukan sekadar “alat produksi,” melainkan manusia yang memiliki martabat dan hak yang harus dijunjung tinggi. Di era globalisasi dan digitalisasi ini, kerja layak dan adil bukan sekadar impian—melainkan keniscayaan yang harus diwujudkan bersama.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues