LOCUSONLINE, TASIKMALAYA – Kasus dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) di SDN dan SMP Rajapolah, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, kembali bertambah. Jumlah korban kini mencapai 24 orang, termasuk seorang guru yang harus mendapat perawatan. Jumat, 2 Mei 2025
Kepala Puskesmas Rajapolah, Hani Hariri, mengatakan bahwa pasien yang diduga korban keracunan berdatangan sejak siang hingga malam. Mereka mengeluh mual, muntah, pusing, dan buang air besar terus menerus.
“Korban yang diduga keracunan makanan berdatangan untuk memeriksakan diri dan dari mereka mengalami gejala yang sama seperti mual, muntah, pusing, perut melilit dan buang air besar terus menerus. Para korban yang datang langsung diinfus dan satu orang dirujuk ke RS permintaan keluarganya,” ujar Hani. Dilansir dari berita metrotvnews.com.
Baca Juga:
Ini Alasan GLMPK Gugat Gubernur Jabar, Bupati Garut dan PT. Ultimate Noble Indonesia
Seorang siswa SMPN 1 Rajapolah, Lendra (14), mengatakan bahwa semua teman-temannya sudah lama menanti pembagian MBG. Menu saat itu berisi daging ayam, sayur, waluh (labu), tahu, dan jagung.
“Dari makanan itu, sayuran rasanya sudah basi dan kami menyantapnya kemarin di sekolah bersama teman-teman satu kelas, soalnya senang dapat pembagian makan bergizi gratis ternyata pada malam harinya terasa mual, sakit perut, pusing, sesak dan buang air besar terus menerus sebanyak 6 kali,” tuturnya.
Sebelumnya, belasan siswa SD dan SMP di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat mengalami gejala diduga keracunan setelah mengonsumsi menu MBG yang dibagikan pihak sekolah pada Rabu, 30 April kemarin. Sejumlah siswa yang diduga mengalami keracunan mengaku lemas dan buang air besar terus menerus sejak malam hingga rata-rata korban memilih dirawat secara tradisional di rumahnya masing-masing menggunakan metode tradisional, seperti air kelapa hijau dan ramuan herbal.
