Gubernur juga mengungkapkan bahwa berdasarkan penuturan keluarga, para korban telah lama bekerja membantu TNI dalam proses pemusnahan amunisi yang sudah tidak layak pakai. Bahkan, beberapa dari mereka disebut telah menjalani profesi tersebut selama lebih dari satu dekade.
“Mereka bukan orang baru. Sudah lama bekerja membantu proses pemusnahan amunisi. Ada yang sudah 10 tahun. Jadi mereka memang berpengalaman,” tutupnya.
Tragedi ledakan ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban tetapi juga bagi masyarakat Jawa Barat. Pemerintah pun diharapkan dapat mengevaluasi prosedur pemusnahan bahan peledak agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. (AA Syah)
