“Pendekatan kolaboratif terus kami dorong agar penanganan korban lebih menyeluruh dan berkelanjutan,” tuturnya.
Sementara itu, Plt. Asisten Deputi KemenPPPA, Anggin Nuzula Rahma, menyampaikan bahwa kegiatan ini juga bertujuan memperkuat pemahaman peserta terkait konsep dan praktik pengarusutamaan gender di daerah.
“Tahun lalu hanya satu peserta dari Garut yang ikut, tahun ini kami ingin membangun kembali pemahaman kolektif soal isu gender yang kontekstual,” ujarnya.
Ia berharap para peserta dapat mengidentifikasi isu gender di lingkungan kerja masing-masing dan menuangkannya dalam perencanaan dan penganggaran, agar hasil dari bimtek ini dapat terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan daerah seperti RPJMD. (Nuroni/Suradi)
