LOCUSONLINE, BANDUNG – Ketua APINDO Jabar Ning Wahyu Astutik menyebut investor di Kabupaten Garut dari awal diganggu preman, ormas sampai sekarang. Bahkan harus boak balik ke kantor Polisi, ke Kantor Kejaksaan. Pernyataan tersebut diceritakan Ning Wahyu Astutik pada sebuah acara diskusi publik Core Indonesia, dengan tema “Gempuran Tarif AS: Ekonomi Indonesia di Ujung Tanduk?” yang diselenggarakan di éL Hotel Bandung, Selasa (20/5/2025).
Ning Wahyu Astutik menyampaikan kekhawatirannya soal keberadaan premanisme dan tekanan dari ormas di Kabupaten Garut yang dinilai menghambat kelancaran investasi.
“Saya bawa investor sepatu ke Garut, dia (investor/Pabrik) butuh 10 ribu karyawan. Dan saya membawa investor itu disitu. Sebelumnya saya membawa 300 investor bertemu dengan Pak Luhut Binsar Panjaita, dengan Pak Bahlil Lahadalia juga,” sebut Ning Wahyu Astutik.
Baca juga :
Sebelum Ambruk Pabrik di Cibatu Bagi-Bagi Duit ke Dua Desa Rp.130 Juta
Kades Mekarsari Cibatu Sebut Robohnya Tembok Pabrik di Cibatu Garut Sudah Dua Kali
Lanjutnya, Ning Wahyu Astuti menyebut, APINDO bekerja untuk menciptakan lapangan kerja dengan cara mencari investor masuk ke daerah. Kemudian kita masuklah ke Garut, kata Ning Wahyu Astuti dikutif dari akun tiktok suaradotcom.
Dia (Ning Wahyu Astuti ) juga menyayangkan, dari awal masuk hingga ttik saya sekarang ini bicara, mereka (investor) masih diganggu.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues