“Kami sudah melakukan pendataan penerima daging kurban. Prioritas kami adalah keluarga pra-sejahtera dan para janda lansia,” kata Widodo, Ketua Panitia Kurban.
Pembagian daging dilakukan secara tertib. Warga penerima tampak antusias dan bersyukur atas bantuan yang mereka terima. Aroma masakan khas Idul Adha seperti sate dan gulai mulai tercium dari dapur-dapur warga. Tradisi makan bersama menjadi penutup perayaan yang penuh makna ini.
Lebih dari sekadar ritual keagamaan, Idul Adha di Parakan menjadi simbol kuat persatuan dan semangat kemanusiaan. Warga dari berbagai latar belakang duduk bersama, berbagi cerita dan hidangan, menegaskan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kepedulian dan saling berbagi.
Perayaan Idul Adha di desa ini menjadi gambaran harmoni sosial yang terjaga dengan baik. Di tengah gema takbir dan aroma daging kurban, tumbuh erat nilai-nilai solidaritas dan persaudaraan yang menjadi kekuatan utama masyarakat Parakan. (BAAS)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”