“Kami dari DPRD selalu dorong agar mekanisme perizinan dan pengawasan dijalankan secara tertib. Investor harus nyaman, tapi aturan juga jangan dilanggar,” ujar Aris.
Sementara itu, Manajer Umum PT Hoga Reksa Garment, Andri Kustendi, memaparkan alasan utama perluasan bisnis perusahaannya di Garut. Menurutnya, tenaga kerja di daerah ini memiliki kualitas dan daya saing tinggi, cocok untuk industri padat karya seperti garmen.
“SDM Garut sangat kompetitif. Ini mendukung target bisnis kami yang mengandalkan volume tenaga kerja besar dalam industri pakaian jadi,” jelas Andri.
Ia menyebut, ke depan perusahaan akan memperluas kapasitas dan membuka lebih dari 20 ribu lapangan kerja, yang diharapkan bisa berdampak signifikan terhadap ekonomi lokal.
Langkah PT Hoga Reksa Garment dipandang sebagai preseden positif bagi dunia usaha lain yang ingin berinvestasi di Garut. Dengan kepastian regulasi, dukungan politik, dan SDM kompetitif, Kabupaten Garut mulai menjelma sebagai magnet baru investasi padat karya di Jawa Barat. (Bhegin)
