LOCUSONLINE, GARUT – Proyek rabat beton di Desa Pelita Asih, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, yang menelan dana hingga Rp350 juta dari Dana Desa tahap pertama tahun anggaran 2025, kini menjadi sorotan tajam publik. Pasalnya, infrastruktur tersebut sudah menunjukkan kerusakan di beberapa titik, meski baru berjalan kurang dari satu bulan. Jumat, 4 Juli 2025
Berdasarkan investigasi yang dilakukan aktivis pemerhati kebijakan publik dan transparansi anggaran LSM GPERMAS, ditemukan dugaan ketidaksesuaian antara spesifikasi teknis yang tertera di prasasti proyek dan pernyataan Sekretaris Desa Pelita Asih Dedi Supriadi, S.PD.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan kepada media pada Senin (1/7/2025), Sekretaris Desa Pelita Asih, Dedi Supriadi, S.PD menyebut bahwa proyek rabat beton memiliki panjang 620 meter, lebar 3 meter, dan ketebalan 15 cm. Namun, fakta di lapangan berbeda. Pada prasasti proyek yang terpampang di lokasi, tertulis panjang hanya 550 meter dan ketebalan hanya 12 cm. Selisih ini memunculkan dugaan manipulasi data spesifikasi teknis yang patut didalami lebih lanjut.
Baca Juga :
Dibalik Nama, Terselip Ego Kekuasaan, Dedi Mulyadi Bapak Aing Nu Piomongeun!
Tak hanya itu, pernyataan Sekdes Dedi Supriadi, S.PD yang menyebut pembayaran proyek belum tuntas karena masih dalam tahap pertama, juga menimbulkan pertanyaan. Terlebih lagi, terdapat kejanggalan dalam dokumen APBDes yang mencantumkan nilai Rp373 juta untuk rehabilitasi jalan desa—lebih besar dari nilai proyek rabat beton yang tertera di prasasti, yakni Rp350 juta.
