Penelitian KPA Jawa Barat pada 2022 terhadap pelajar SMA mengungkap temuan serius. Rata-rata siswa mengaku melakukan hubungan seksual pertama kali di usia 13–14 tahun.
“Dan kebanyakan dilakukan di rumah, saat orang tua tidak ada,” kata Landry.
Lebih mengkhawatirkan lagi, sebagian remaja tercatat melakukan seks dengan lebih dari satu pasangan dalam satu waktu.
“Ada yang mencatat, dalam satu kali hubungan, dilakukan dengan dua atau tiga orang,” bebernya.
Krisis Edukasi Seksual di Keluarga
Situasi ini mempertegas lemahnya fondasi edukasi seksual dalam lingkungan keluarga. Minimnya komunikasi terbuka soal seks dan reproduksi memicu anak-anak mencari informasi dari sumber yang salah—sering kali internet yang tak tersaring.
“Pergaulan bebas sudah meluas, bahkan menembus wilayah yang selama ini dianggap aman seperti desa-desa kecil. Ini bukan lagi isu urban semata,” tandas Landry.
Tantangan Ke Depan
Fenomena ini menegaskan daruratnya program pencegahan HIV/AIDS berbasis pendidikan dan pendekatan keluarga. Pemerintah dan masyarakat harus mengubah paradigma: membicarakan seks bukan hal tabu, tetapi kebutuhan mendesak dalam upaya menyelamatkan generasi.
Tanpa intervensi cepat, wabah senyap ini akan terus menjalar ke usia lebih muda—menghancurkan masa depan dari balik senyum polos anak-anak yang seharusnya masih duduk di bangku sekolah. (Bhegin)
