Petani tak hanya diajak mahir dalam bercocok tanam, tapi juga diberi akses pasar yang stabil, sehingga hasil kerja mereka mendapat nilai jual yang lebih baik.
Program ini tidak semata-mata fokus pada produksi, tetapi juga menyentuh aspek pemberdayaan dan pembangunan kapasitas. Melalui pelatihan, pendampingan teknis, dan akses terhadap teknologi, petani lokal dilatih menjadi pelaku utama dalam pertanian digital.
Petani dibekali kemampuan mengelola sumber daya air dan pupuk secara tepat guna, memanfaatkan data iklim dan tanah untuk pengambilan keputusan, serta mengakses jalur distribusi yang menguntungkan.
Langkah PERURI di Garut menjadi preseden positif bagi transformasi sektor pertanian nasional. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan pertanian berbasis teknologi di berbagai daerah lain di Indonesia.
Dari pencetak uang negara, kini PERURI ikut mencetak masa depan pertanian Indonesia yang cerdas, berkelanjutan, dan inklusif. (Bhegin)
