LOCUSONLINE, BOGOR – Kabupaten Bogor akhir pekan ini kembali menggelar “festival tahunan” bencana alam, dengan menu utama longsor dan banjir serentak, dipersembahkan oleh hujan deras tanpa henti yang mengguyur sejak Sabtu (5/7). Saking seriusnya, delapan titik longsor dan tiga lokasi banjir sukses menorehkan statistik baru dalam kalender kebencanaan lokal.
Dari Kampung Babakan Raya di Dramaga hingga Kampung Jalan Cagak di Leuwisadeng, tanah seakan tak mau diam. Bahkan, tanah pun ikut “pindah domisili”, menyeret rumah dan harapan warga bersamanya. Dalam tragedi ini, satu nyawa melayang atas nama Muhammad Resa (22), sementara Suhendar, korban lain yang juga berusia 22 tahun, selamat meski hanya membawa oleh-oleh luka ringan.
“Total 43 KK atau 186 jiwa terdampak. Longsor ini bukan hanya sekadar longsor, ini pengingat bahwa hujan di Bogor bisa lebih garang dari deadline proyek,” ujar Hadi Rahmat, Pranata Humas BPBD Jabar, sambil menegaskan bahwa timnya telah turun tangan, melakukan kaji cepat, edukasi kebencanaan, dan tentu saja, evakuasi yang kini menjadi rutinitas seperti upacara hari Senin.
Baca Juga :
Musim Kemarau, Nyamuk Tetap Liburan di Genangan: DBD Tak Kenal Musim!
Banjir pun tak mau kalah panggung. Tiga kampung di tiga kecamatan ikut tenggelam dalam duka. Dari Paku di Leuwisadeng, Bubulak di Ciomas, hingga Kebonjati di Tamansari, air naik tak tahu diri, merendam rumah, tempat ibadah, bahkan nalar warga yang hanya bisa pasrah.
“Total 46 KK dan 197 jiwa terdampak banjir. Kami temukan 5 rumah terendam di Sadeng, 20 rumah dan 1 musala di Laladon, serta 19 rumah lebih di Sirnagalih. Rumah sudah mulai bosan direnovasi tiap musim hujan,” tambah Hadi dengan nada prihatin.
