“Saya tahu siapa beliau. Saya yakin Kapolres yang baru bisa lebih hebat dari saya. Tolong bantu dan dukung beliau sebagaimana kalian mendukung saya,” pesannya, didampingi istri tercinta, Ira Lilik.
Meski dipenuhi pelukan hangat dan simbol-simbol persaudaraan institusional, prosesi pergantian ini menyisakan pertanyaan besar: akan ke mana arah kebijakan Polres Purwakarta ke depan? Di tengah tantangan kompleks penegakan hukum, perlindungan warga, dan keterbukaan informasi, publik menanti lebih dari sekadar janji retoris.
Kata-kata indah dan air mata perpisahan memang mengharukan, namun kinerja konkret dan keberanian mengambil langkah-langkah strategis jauh lebih menentukan. Kapolres baru bukan hanya dituntut melanjutkan warisan, tapi juga membuktikan bahwa estafet kepemimpinan bukan sekadar formalitas, melainkan tanggung jawab penuh integritas.
Kepemimpinan di lembaga kepolisian bukan panggung pidato dan prosesi pisah sambut semata. Di balik seragam, terdapat tanggung jawab menjaga rasa aman warga, menjunjung keadilan, dan memastikan hukum tidak hanya tajam ke bawah. Kini giliran AKBP Dewa membuktikan: apakah ia hanya pelanjut rutinitas, atau pemimpin yang mampu memberi warna baru dalam pelayanan dan penegakan hukum di Kabupaten Purwakarta. (Laela)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”