Camat Babakancikao, Rustaman Arifin alias Rustam, menyebut Desa Ciwareng sebagai lokasi terpilih karena antusiasme warga tinggi. Entah karena layanan yang dibutuhkan, atau karena selama ini pelayanan terlalu jauh dan lambat, hingga sekali datang pemerintah terasa seperti hiburan keliling.
Program ini memang patut diapresiasi—sebagai simbol. Tapi perlu juga diingat, pelayanan publik bukanlah parade, melainkan sistem yang harus hadir setiap hari, bukan hanya saat kamera menyala.
Ketika pelayanan masih harus menunggu mobil keliling, dan kebijakan terbungkus dalam bingkisan sunatan, barangkali yang dibutuhkan warga bukan semata potong kulit, tapi potong sistem birokrasi yang membuat mereka harus antre untuk hak paling dasar. (Laela)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”