Sementara itu, Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq tampil bak pembicara seminar motivasi, menyampaikan selamat kepada siswa yang “beruntung” bisa diterima di sekolah kategori baik. Ia mengajak siswa menjadikan sekolah sebagai rumah kedua yang damai dan aman, serta menyinggung pentingnya menjauhi perundungan, sembari berharap guru-guru memperlakukan murid layaknya anak sendiri.
Pesannya penuh nilai luhur, sayangnya terkesan melayang di ruang hampa kebijakan yang tak menyentuh akar persoalan. Ia menutup sambutan dengan pesan moral klasik: “Ilmu penting, tapi akhlak dan karakter tak kalah penting.” Satu kalimat bijak yang sayangnya tak bisa mengakreditasi sekolah, atau menambah masa belajar warga Garut jadi 12 tahun.
Kunjungan berakhir, siswa pulang dengan bingkisan motivasi, guru tetap berjibaku dengan kurikulum dan kekurangan, dan sistem pendidikan Garut? Masih optimis menanti perbaikan… di tahun ajaran entah keberapa. (Suradi/Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”