Klarifikasi ini justru mengundang kritik dari masyarakat, terutama karena substansi yang disampaikan seolah lebih mementingkan citra dan konsumsi publik daripada tragedi kemanusiaan yang terjadi.
Saat rakyat menyimpan tanya soal keselamatan dan tanggung jawab moral atas nyawa yang melayang, Gubernur bicara nasi tutug oncom dan empal gentong.
Di pendopo, sajian dibayar lunas. Di pemakaman, duka masih mengendap. (Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”