LOCUSONLINE, GARUT — Pesta rakyat yang dijanjikan sebagai “syukuran akbar” oleh dua keluarga pejabat berubah menjadi tragedi yang menyayat. Di tengah euforia makan gratis dan kemasan gemerlap resepsi, tiga nyawa melayang: dua warga dan seorang polisi yang gugur saat mengamankan acara pada Jumat, 18 Juli 2025. Puluhan lainnya luka-luka. Tak ada yang menyangka bahwa pesta cinta dua dinasti politik bisa menjadi perangkap maut bagi rakyat jelata. Senin 21 Juli 2025
Acara yang digelar di Lapangan Otto Iskandar Dinata itu merupakan bagian dari pernikahan mewah antara Putri Karlina, anak Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto, dan Maula Akbar, putra Gubernur Jawa Barat sekaligus mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Ribuan orang diundang, entah sebagai tamu kehormatan atau hanya sebagai alat legitimasi “pesta kerakyatan” yang penuh pencitraan.
Kapolda Jawa Barat Irjen Rudi Setiawan memang datang ke lokasi dan menyampaikan belasungkawa. Namun, alih-alih refleksi mendalam atas kegagalan sistem, pernyataannya malah membanggakan SOP dan pengerahan 404 personel gabungan, seolah kuantitas aparat bisa jadi tameng dari fakta bahwa korban tetap jatuh.
“Semua prosedur pengamanan sudah dijalankan,” ujar Rudi, seperti mengafirmasi bahwa yang salah adalah massa, bukan manajemen.
Faktanya, kerumunan besar, cuaca ekstrem, dan minimnya pengendalian justru menjadi pemicu kepanikan. Titik nadir terjadi saat sesi makan gratis dimulai—sesi yang seharusnya jadi simbol kemurahan hati elite, namun malah menjadi sebab runtuhnya nyawa rakyat biasa.
