“Jika benar ingin berdikari, bukan cuma koperasi yang harus dibangun, tapi juga kejujuran, transparansi, dan keberanian membongkar rente di setiap rantai distribusi. Tanpa itu, Kopdes Merah Putih tak lebih dari slogan populis dalam kemasan patriotik manis di spanduk, tapi pahit di lapangan”
LOCUSONLINE, JAKARTA – Di tengah riuh wacana swasembada segalanya dan gempita peluncuran program-program berlabel nasionalis, lahirlah Koperasi Desa Merah Putih sebuah proyek yang katanya siap mengusir kemiskinan, memberdayakan rakyat, dan menyembuhkan semua luka ekonomi desa, tentu, asalkan rakyat mau percaya begitu saja. Rabu,30 Juli 2025
Diluncurkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025, program ini digadang-gadang sebagai jalan tol menuju kemandirian ekonomi. Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyebut Kopdes Merah Putih sebagai “langkah strategis” yang akan mengantarkan penerima bansos menuju fase “graduasi” alias lulus dari ketergantungan, meski belum tentu lulus dari kemiskinan.
“Ini soal pengentasan kemiskinan,” kata Wamensos, yang tampaknya begitu yakin bahwa koperasi bisa menyerap semua hasil panen warga, bahkan ketika infrastruktur distribusi dan sistem tata niaga desa masih jalan di tempat.
Tak ketinggalan, Menteri Koordinator Bidang Pangan sekaligus Ketua Satgas Kopdes Merah Putih, Zulkifli Hasan, ikut berorasi. Menurutnya, arahan presiden jelas: rakyat harus berdikari dalam pangan, air, dan energi. Sambil menuding ketidakpastian ekonomi global, program ini disebut sebagai jawaban lokal atas persoalan internasional. Masalahnya, rakyat justru masih sibuk menjawab harga beras, minyak goreng, dan obat-obatan yang terus melonjak.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”