“Warganet ramai membuat meme: grafik ekonomi menanjak, tapi gambar isi dompet justru menyusut. Tagar #TumbuhBersamaHarga pun trending, mengolok-olok janji pemerintah yang “meratakan kesejahteraan”
LOCUSONLINE, BOGOR – Empat hotel berbintang di Puncak resmi disegel oleh Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, Minggu (10/8/2025). Bukan karena penuh tamu, tapi penuh limbah.
Dalam sidak yang lebih mirip episode “Bedah Rumah” versi lingkungan, Hanif memimpin langsung pemasangan papan peringatan di Griya Dunamis by SABDA, Taman Teratai Hotel, The Rizen Hotel, dan New Ayuda 2/Hotel Sulanjana. Keempatnya dinyatakan bersalah membuang limbah cair langsung ke Sungai Ciliwung, lengkap tanpa IPAL alias Instalasi Pengiriman Air ke Laut.
“Tidak ada kompromi untuk pencemar lingkungan. Ini langkah tegas menyelamatkan Ciliwung dari hulu,” tegas Hanif, yang jelas tidak sedang bernegosiasi soal diskon menginap.
Hasil pemeriksaan GAKKUM KLH/BPLH menemukan menu pelanggaran yang lengkap: tidak punya dokumen lingkungan, tidak mengolah limbah dari restoran dan toilet, membuang air kotor langsung ke tanah atau septic tank tanpa pengolahan lanjutan, hingga overflow yang mengalir manis ke anak sungai.
Deputi Penegakan Hukum Lingkungan, Irjen Pol Rizal Irawan, bahkan mengibaratkan kasus ini sebagai “hotel yang menerima tamu, tapi menolak menerima tanggung jawab.”
“Ini bukan cuma pelanggaran administratif, tapi ancaman kesehatan publik. Kalau tak segera diperbaiki, kami proses pidana,” ujarnya.
Baca Juga : Komodo Dijaga Ramai-Ramai, Jangan Sampai Pembangunan Jadi Monster yang Sama
Pengamat lingkungan Universitas Indonesia, Dr. Sinta Pramudita, menyebut fenomena ini sebagai “simbol pariwisata yang bunuh diri.”
“Kalau pencemaran dibiarkan, Puncak bukan lagi dikenal karena udara sejuk, tapi karena aroma limbah. Ironisnya, ini justru bisa jadi paket wisata niche bagi turis ekstrem,” kata Sinta, setengah bercanda, setengah miris.
Adi (43), warga setempat, mengaku sudah lama curiga dengan kualitas air di wilayahnya
“Kalau airnya dipakai nyuci piring, bisa sekalian cuci perut. Nggak usah heran kalau warga lebih sering ke dokter daripada ke wisata,” sindirnya.
Hanif memastikan 22 hotel bintang tiga ke atas di segmen 1 Ciliwung akan diperiksa. Setelah itu, giliran hotel kelas Melati. “Restorasi Ciliwung tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Kalau semua benar ditegakkan, mungkin suatu hari Ciliwung bisa kembali jernih. Tapi untuk sekarang, ia masih jadi korban hospitality tanpa hati.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”