“Delapan program “Garut Hebat” milik duet Bupati–Wakil Bupati Syakur–Putri, yang awalnya dijual manis-manis saat kampanye Pilkada 2024–2029, kini mulai terasa getir. Bukan gara-gara kritik lawan politik, tapi justru karena “omelan” pendukungnya sendiri”
LOCUSONLINE, GARUT – Di tengah bergulirnya kasus kematian dua warga Garut dan satu anggota kepolisian yang bertugas di Polres Garut saat menghadiri hajatan Wakil Bupati Garut sekaligus anggota DPRD Jawa Barat, L Putri Karlina, serta Maula Akbar Putra Mulyadi, delapan program Garut Hebat yang menjadi visi-misi pasangan pemenang Pilkada Garut periode 2024–2029, Syakur–Putri (Santri), mulai menuai kritik serius.
Ironisnya, kritik itu bukan datang dari lawan politik, melainkan dari pendukung mereka sendiri.
Berdasarkan informasi yang diterima redaksi locusonline.co, sejumlah pihak yang sebelumnya menjadi garda terdepan pendukung Santri mulai angkat suara. Dengan syarat identitas tidak dipublikasikan, salah satu sumber menyebut program Garut Hebat berpotensi menjadi tidak jelas arahnya.
Menurut sumber tersebut, program ini hanya akan menjadi lips service jika Bupati dan Wakil Bupati Garut tidak mampu menjabarkan indikator-indikator yang akan digunakan untuk mewujudkannya.
“Dalam anggaran perubahan 2025, salah satunya dialokasikan dana Rp10 miliar untuk pengadaan obat. Sementara itu, ruang rawat di RSU dr. Slamet Garut sering penuh dan ketersediaan tempat tidur pasien masih terbatas,” ujarnya, Jumat (07/08/2025).
Sumber juga menyoroti keterlambatan anggaran untuk program Lapad Ruhama yang seharusnya membantu masyarakat miskin. Pengguna BPJS, kata dia, kerap harus membeli obat di luar rumah sakit.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”