LOCUSONLINE, PURWAKARTA – Di zaman di mana penjual dimsum lebih sering diserbu pelanggan ketimbang bahaya, tragedi justru datang dari dapur bukan karena resep gagal, tapi karena palu. Iya, palu. Bukan untuk memperbaiki genteng bocor, tapi jadi alat pembantaian. Jumat, 15 Agustus 2025
Adalah Dea Permata Karisma (27), wanita muda, cantik, giat berjualan dimsum, dan istri dari Fery Yana, karyawan PJT II yang dipercaya oleh negara untuk mengurus air, tapi malah kelabakan mengurus rumah tangga sendiri. Dea ditemukan tak bernyawa bersimbah darah di rumah dinas PJT II, Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, pada Selasa, 12 Agustus 2025. Pelakunya? Bukan orang asing. Bukan rampok. Tapi pembantu yang konon katanya paling dipercaya: Ade Mulyana (26).
Seperti biasa, tragedi di negeri +62 tak pernah datang tanpa plot twist. Pembantu yang awalnya didapuk sebagai pengawal pribadi karena serangan pesan WhatsApp misterius, ternyata justru menjadi “musuh dalam selimut” harfiah dan non-harfiah. Bahkan sempat berakting bak pahlawan kesiangan: mengaku rumah diteror orang asing, mengejar bayangan, dan pura-pura sigap pasang badan. Sayang, tak pernah benar-benar melawan siapa-siapa selain… majikannya sendiri.
“Istri saya suka kopi, bukan susu,” ujar Fery, masih syok. Pernyataan sederhana yang terdengar seperti clue di novel detektif, tapi sayangnya hanya memperkuat kecurigaan bahwa Ade punya agenda tersembunyi lebih banyak dari menu dimsum yang dijual almarhumah.
Sebelum kejadian, korban sempat menerima pesan bernada ancaman dari nomor tak dikenal. Ada pula drama tuduhan perselingkuhan via pesan misterius sebuah babak telenovela yang justru mengarahkan cerita ke arah thriller berdarah. Si pelaku bahkan sempat menjemput Fery dari kantor, sambil berakting ala intel gadungan bahwa rumah sedang dikepung oleh “orang-orang tak dikenal”. Plot yang tak kalah dramatis dari sinetron prime time.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”