“Alih-alih jadi napas baru untuk dunia pendidikan, bantuan ratusan juta bagi TK dan PAUD di Garut diduga berubah jadi ladang setoran. Oknum Dinas Pendidikan disebut meminta jatah 15 persen, seolah pendidikan hanya sekadar bisnis cicilan”
LOCUSONLINE, GARUT – Dana ratusan juta rupiah untuk TK dan PAUD di Garut seharusnya jadi napas baru bagi pendidikan anak. Tapi alih-alih masuk penuh ke ruang kelas, duit itu diduga lebih dulu digerogoti “tikus” yang berkeliaran di Dinas Pendidikan. Jatah yang diminta: 15 persen dari total bantuan. Sabtu, 16 Agustus 2025
Bantuan Revitalisasi Satuan PAUD Tahap 2 Tahun 2025 yang nilainya Rp200 juta hingga Rp400 juta per sekolah, ternyata harus dipotong puluhan juta rupiah agar aman. Kalau tidak setor, ancamannya jelas: coret dari daftar penerima bantuan berikutnya.
Seorang pengelola sekolah mengaku dipaksa memilih antara membayar “pajak tikus” atau kehilangan kesempatan bantuan di masa depan. “Rp200 juta kena Rp30 juta, Rp400 juta kena Rp60 juta. Katanya kalau nggak setor, nggak usah berharap lagi,” ungkapnya.
Baca Juga : Paskibraka Garut Dikukuhkan: Tegak Lurus di Lapangan, Ekonomi Rakyat Masih Bengkok
Sekretaris GLMPK, Ridwan, menilai praktik ini sudah mencoreng dunia pendidikan. “Logikanya, sekolah tidak mungkin berani bicara kalau tidak ada tekanan. Kalau oknum Disdik mau mengelak, silakan. Tapi mari berlogika: orang berteriak itu karena sakit, bukan karena hobi,” sindirnya.
Ridwan mendesak Bupati Garut bertindak. Jika tidak, kecurigaan publik wajar: jangan-jangan oknum itu bagian dari gerbong kekuasaan. “Kalau Bupati tidak berani, jangan heran kalau masyarakat turun tangan membasmi tikus pendidikan dengan caranya sendiri,” tegasnya.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”